OPEN RECRUITMENT BPPI FEB UNS 2017

Ayo ikut bersama Kami. Menjadi Mahasiswa Muslim yang Proaktif dan Inspiratif. BPPI 2017

RAMADHAN 1438 H

Ramadhan Awesome! Raih Ramadhan dengan Penuh Berkah, Mencari Taqwa. Ramadhan di Kampus.Coming Soon!!

One Step 2017

Jalan-Jalan, Penuh Pembelajaran, Home Stay, Games, Fun, Keakraban dan Islami. Coming Soon yak!

Ukhuwah Islamiyah

Karena ikatan ukhuwah begitu berharga.

Islam pasti akan menang!

Jangan bertanya,"Kapan Islam kembali berjaya?", karena cepat atau lambat Islam pasti menang. Tapi bertanyalah,"Apa peranmu dalam menyongsong kemenangannya?"

22 Jun 2011

Bid'ah

Dikutip dari 
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari

Sebagian orang yang memperoleh sedikit dari ilmu fiqih terkadang merasa lebih pandai daripada ulama Ahli Sunnah dan orang-orang yang mengikuti As-Sunnah dengan mengatakan kepada mereka sebagai pengingkaran atas teguran mereka yang mengatakan bahwa amal yang baru yang dia lakukan itu bid’ah seraya dia menyatakan bahwa “asal segala sesuatu adalah diperbolehkan”.

Ungkapan seperti itu tidak keluar dari mereka melainkan karena kebodohannya tentang kaidah pembedaan antara adat dan ibadah. Sesungguhnya kaidah terseubut berkisar pada dua hadits. 

Pertama : Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Barangsiapa melakukan hal yang baru dalam urusan (agama) kami ini yang tidak ada di dalamnya, maka amal itu tertolak”.

Hadits ini telah disebutkan takhrij dan syarahnya secara panjang lebar.

Kedua : Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam peristiwa penyilangan serbuk sari kurma yang sangat masyhur.

“Artinya : Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan duniamu”

Atas dasar ini maka sesungguhnya penghalalan dan pengharaman, penentuan syari’at, bentuk-bentuk ibadah dan penjelasan jumlah, cara dan waktu-waktunya, serta meletakkan kaidah-kaidah umum dalam muamalah adalah hanya hak Allah dan Rasul-Nya dan tidak ada hak bagi ulil amri di dalamnya. Sedangkan kita dan mereka dalam hal tersebut adalah sama. Maka kita tidak boleh merujuk kepada mereka jika terjadi perselisihan. Tetapi kita harus mengembalikan semua itu kepada Allah dan Rasul-Nya.

Adapun tentang bentuk-bentuk urusan dunia maka mereka lebih mengetahui daripada kita. Seperti para ahli pertanian lebih mengetahui tentang apa yang lebih maslahat dalam mengembangkan pertanian. Maka jika mereka mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan pertanian, umat wajib mentaatinya dalam hal tersebut. Para ahli perdagangan ditaati dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan perdagangan.

Dari keterangan diatas tampak dengan jelas bahwa tidak ada bid’ah dalam masalah adat, produksi dan segala sarana kehidupan umum”.

Dengan demikian maka “tidak setiap yang belum ada pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga belum ada pada masa Khulafa Rasyidin dinamakan bid’ah. Sebab setiap ilmu yang baru dan bermanfaat bagi manusia wajib dipelajari oleh sebagian kaum muslimin agar menjadi kekuatan mereka dan dapat meningkatkan eksistensi umat Islam.

Sesungguhnya bid’ah adalah sesuatu yang baru dibuat oleh manusia dalam bentuk-bentuk ibadah saja. Sedangkan yang bukan dalam masalah ibadah dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syari’at maka bukan bid’ah sama sekali”



Marketing Syariah, ad g sih?
Ap bedany ma marketing yg skrang qt kenal?
Ap keuntunganny?

Penasaran????

Ikuti KAFE, dgn tema "MARKETING SYARIAH"
insyaAllah, Kamis 23 juni 2011
at Ruan Sidang 2

Jangan lewatkan dapat ilmu gratis ini yak....:)
by BPPI-KEI-KMM

17 Jun 2011

KAFE

            Pada hari kamis, 16 Juni 2011 KAFE kembali hadir dengan membahas tentang cara-cara agar shalat kita khusuk. Acara ini dimulai setiap jam 4 sore hari kamis. KAFE kali ini bertempat di Ruang Sidang 2 FE UNS.
            Telah dijelaskan dalam acara ini bahwa shalat yang khusuk adalah sebuah hadiah dari Allah SWT. Allah SWT akan memberikan jalan untuk orang-orang yang akn diangkat derajatnya oleh Allah. Untuk mendapat hadiah tersebut, maka kita harus mengkondisikan diri agar berkonsentrasi penuh ketika shalat. Caranya adalah dengan melupakan sejenak segala aktivitas yang kita lakukan. Kemudian jangan menunda-nunda waktu shalat. Karena dengan menunda waktu shalat berarti ada hal yang lebih penting dari shalat itu, kecuali jika ada pada kondisi-kondisi syar’i. waktu untuk shalat juga jangan mepet. Hal ini dapat membuat shalat yang akan kita kerjakan akan terburu-buru. Yang terakhir adalah mengumpamakan shalat tersebut adalah shalat terakhir kita di dunia. Jika masih tidak dapat berkonsentrasi maka sebaiknya perbaiki juga niat dan cara kita berwudhu.
            Manfaat shalat diantaranya adalah :
  1. Membuat seseorang menjadi tenang.
  2. Digugurkan dosanya oleh Allah.
  3. Sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT.

13 Jun 2011

Jangan Sia-Siakan Usiamu


oleh Aidh Abdullah al-Qarni
Tiap-tiap sesuatu dapat dicari penggantinya,kecuali usia. Dan, tiap-tiap sesuatu bila telah lenyap, adakalanya dapat dikembalikan melalui suatu jalan atau lainnya, kecuali usia. Karena apa yang telah berlalu dari usia tidak dapat dikembalikan dan ia pergi untuk selamanya.

Apa yang sudah berlalu dari usia, berarti lenyap yang diharapkan masih belum pasti, dan bagimu hanyalah saat sekarang yang sedang dijalani.
Ibnu Abbas ra telah menceritakan bahwa Rasulullah shallahu alaihi was sallam pernah bersabda: "Ada dua nikmat yang keduanya memperdaya kebanyakan manusia,yaitu sehat dan waktu luang." (HR. Muslim)

Hal yang paling menyia-nyiakan usia adalah melakukan kedurhakan. Ulama salaf yang shalih sangat antusias dalam memelihara usia dan menggunakan sebaik-baiknya. Apabila menggunakan usianya untuk maksiat, berarti lenyaplah dunia dan akhiratnya. Semoga Allah melindungi kita dari kedurhakaan.

Sesungguhnya ulama salaf dahulu menjauhi banyak hal yang diperbolehkan karna kawatir terjerumus ke dalam hal yang dimakruhkan. Berbeda dengan kita sekarang, sesungguhnyakit tidak ragu lagi mengerjakan kedurhakaan, bukan lagi sekadar hal-hal yang diperbolehkan.Semoga Allah mengampuni kita semua.
Pernah dikatakan kepada Kanzun Ibnu Wabrah, salah seorang ahli ibadah: "Duduklah bersama kami", maka ia menjawab: "Tahanlah matahari!" Yakni agar tidak datang dan pergi menggerogoti usia.

Kita datang dan pergi untu keperlulan kita,
dan keperluan orang hidup iut tiada habisnya,
akan berhentilah keperluan seseorang dengan kematiannya,
selama seseorang masih hidup,
perputaran siang dan malam hari,
telah membuat anak kecil beruban dan oran tua mati,
bila malam telah membuat tua siang harinya,
datanglah sesudahnya siang hari yang muda.


Orang-orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam kehidupan di dunia, dan durhaka kepada Allah Ta'ala, dan tidak mau bertaubat, maka hanya kebinasaan ketika nanti di akhirat, dan tidak ada lagi pintu taubat baginya. Wallahu'alam.


9 Jun 2011

RIYA'

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,

"sesungguhnya orang yang akan pertama kali di adili adalah orang yang mati dijalan Allah (dalam perang Fisabilillah). orang itu didatangkan, lalu Allah mengingatkannya tentang nikmat-nikmat yang telah Allah berikan padanya dan ia pun mengakuinya. lalu Allah bert...anya, 'apa yang telah engkau lakukan dengan segala nikmat itu?' Ia menjawab, 'saya telah berperang di jalanmu hingga mati syahid' Allah menjawab, 'Engkau berdusta. tapi engkau melakukan itu supaya dikatakan orang bahwa engkau adalah seorang pemberani dan itu sudah dikatakan orang' Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat agar menyeret orang itu pada wajahnya lalu dilemparkan kedalam neraka.Kemudian didatangkan pula seorang laki-laki yang telah diberi oleh Allah kelapangan dan harta kekayaan yang banyak. Allah mengingatkannya tentang nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepadannya dan ia mengakuinya. Lalu Allah bertanya, 'Apa yang telah kamu lakukan dengan segala nikmat itu?' Ia menjawab, 'saya tidak meninggalkan satu jalanpun yang Engkau sukai saya menginfakan harta disana melainkan saya menginfakan harta disana hanya karena-Mu.' Allah menjawab, 'Engkau telah nerdusta. Tetapi engkau melakukan itu hanya demi mengharap pujian orang, supaya dikatakan bahwa engkau adalah seorang dermawan, dan itu sudah dikatakan orang!' Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat agar menyeret orang itu pada wajahnya lalu dilemparkan dalam neraka. Lalu didatangkan pula seorang yang mempelajari ilmu , mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an. Allah mengingatkannya tentang nuikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah bertanya, 'Apa yang telah kamu lakyukan dengan nikmat itu?' Ia menjawab, 'saya belajar ilmu dan mengajarkannya, serta membaca Al-Qur'an karena-Mu.' Allah menhjawab , 'Engkau berdusta, tetapi engkau belajar dengan maksud supaya dikatakan orang-orang bahwa engkau adalah orang alim, dan engkau membaca Al-Qur'an dengan maksud agar dikatakan qari'!' Kemudian Allah memerinyahkan kepada malaikat agar menyeret orang itu pada wajahnya lalu dilemparkan kedalam neraka.

dari tiga kondisi yang terdapat dalam hadits diatas, JIHAD, SODHAKOH, MENUNTUT ILMU & MENGAJARKANNYA, SERTA MEMBACA AL-QUR'AN dan lain2, jelas segala sesuatu yang dilakukan dengan niat untuk dipuji oleh orang lain tempatnya adalah dineraka.

2 Jun 2011

Sedikit Berbagi Ilmu...

Bismillahirrahmanirrahim..

Bagi temen2 sekalian yg ingin belajar tahsin (perbaikan bacaan Al Qur'an) & tahfizh (penghafalan Al Qur'an) sederhana, silakan hubungi nomor di bawah ini.

083893247141 (Hakim -Akuntansi FE UNS 09'-)

Apa yg bisa temen2 pelajari? Nih, antara lain:

  • Mengetahui 3 konsep dasar bacaan tartil
  • Makharijul Huruf (tempat2 keluar huruf2 hijaiyah)
  • Shifatul Huruf (sifat2 huruf hijaiyah)
  • Konsep sederhana bacaan fasih
  • Metode sederhana menghafal Al Qur'an
  • Dan mungkin hal2 lain yg bisa ditambahkan..

GRATISS.. Tidak usah pake biaya sepeser pun..

NB: Khusus ikhwan ya, bkn utk akhwat, krn yg ngajar jg ikhwan.. hehe

Syukron jazakumullah atas perhatiannya, semoga Allah memudahkan... ^_^

Kumpulan Wasiat Spiritual dari Generasi Salaf

WASIAT-WASIAT GENERASI SALAF

Allah Ta`ala berfirman dalam kitab-Nya:

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga,
di bawahnya banyak sungai mengalir; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-taubah : 100)


Dalam ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta`ala memberi pujian kepada para
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan. Merekalah
generasi terbaik yang dipilih oleh Allah sebagai pendamping nabi-Nya dalam
mengemban risalah ilahi.


Pujian Allah tersebut, sudah cukup sebagai bukti keutamaan atau kelebihan
mereka. Merekalah generasi salaf yang disebut sebagai generasi Rabbani yang
selalu mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu `alaihiwa sallam.


Dengan menapak tilasi jejak merekalah, generasi akhir umat ini akan bisa
meraih kembali masa keemasannya. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik
rahimahullah, Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang
membuat generasi awalnya menjadi baik. Sungguh sebuah ucapan yang pantas
ditulis dengan tinta emas. Jikalau umat ini mengambil generasi terbaik itu
sebagai teladan dalam segala aspek kehidupan niscaya kebahagiaan akan
menyongsong mereka.


Dalam kesempatan kali ini, kami akan mengupas bagaimana para salaf menyucikan
jiwa mereka, yang kami nukil dari petikan kata-kata mutiara dan hikmah yang
sangat berguna bagi kita.


Salaf dan Tazkiyatun Nufus

Salah satu sisi ajaran agama yang tidak boleh terlupakan adalah tazkiyatun
nufus (penyucian jiwa). Allah selalu menyebutan tazkiyatun nufus bersama
dengan ilmu. Allah berfirman:


Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-
Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
(QS. Al-Baqarah : 151)


Artinya, ilmu itu bisa jadi bumerang bila tidak disertai dengan tazkiyatun
nufus. Oleh sebab itu dapat kita temui dalam biografi ulama salaf tentang
kezuhudan, keikhlasan, ketawadhu`an dan kebersihan jiwa mereka. Begitulah,
mereka selalu saling mengingatkan tentang urgensi tazkiyatun nufus ini. Dari
situ kita dapati ucapan-ucapan ulama salaf sangat menghunjam ke dalam hati dan
penuh dengan hikmah. Hamdun bin Ahmad pernah ditanya: Mengapa ucapan-ucapan
para salaf lebih bermanfaat daripada ucapan-ucapan kita? beliau menjawab:
Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan mencari
ridha Ar-Rahman, sementara kita berbicara untuk kemuliaan diri, mengejar dunia
dan mencari ridha manusia!


Salaf dan Kegigihan Dalam Menuntut Ilmu

Imam Adz-Dzahabi berkata: Ya`qub bin Ishaq Al-Harawi menceritakan dari Shalih
bin Muhammad Al-Hafizh, bahwa ia mendengar Hisyam bin Ammar berkata: Saya
datang menemui Imam Malik, lalu saya katakan kepadanya: Sampaikanlah kepadaku
beberapa hadits! Beliau berkata: Bacalah!
Tidak, namun tuanlah yang membacakannya kepadaku! jawabku.
Bacalah! kata Imam Malik lagi. Namun aku terus menyanggah beliau. Akhirnya ia
berkata: Hai pelayan, kemarilah! Bawalah orang ini dan pukul dia lima belas
kali! Lalu pelayan itu membawaku dan memukulku lima belas cambukan. Kemudian
ia membawaku kembali kepada beliau. Pelayan itu berkata: Saya telah
mencambuknya! Maka aku berkata kepada beliau: Mengapa tuan menzhalimi diriku?
tuan telah mencambukku lima belas kali tanpa ada kesalahan yang kuperbuat? Aku
tidak sudi memaafkan tuan!
Apa tebusannya? tanya beliau.
Tebusannya adalah tuan harus membacakan untukku sebanyak lima belas hadits!
jawabku. Maka beliaupun membacakan lima belas hadits untukku. Lalu kukatakan
kepada beliau: Tuan boleh memukul saya lagi, asalkan tuan menambah hadits
untukku! Imam Malik hanya tertawa dan berkata: Pergilah!


Salaf dan Keikhlasan

Generasi salaf adalah generasi yang sangat menjaga aktivitas hati. Seorang
lelaki pernah bertanya kepada Tamim Ad-Daari tentang shalat malam beliau.
Dengan marah ia berkata: Demi Allah satu rakaat yang kukerjakan di tengah
malam secara tersembunyi, lebih kusukai daripada shalat semalam suntuk
kemudian pagi harinya kuceritakan kepada orang-orang!


Ar-Rabi` bin Khaitsam berkata: Seluruh perbuatan yang tidak diniatkan mencari
ridha Allah, maka perbuatan itu akan rusak!


Mereka tahu bahwa hanya dengan keikhlasan, manusia akan mengikuti,
mendengarkan dan mencintai mereka. Imam Mujahid pernah berkata: Apabila
seorang hamba menghadapkan hatinya kepada Allah, maka Allah akan menghadapkan
hati manusia kepadanya.


Memang diakui, menjaga amalan hati sangat berat karena diri seakan-akan tidak
mendapat bagian apapun darinya. Sahal bin Abdullah berkata: Tidak ada satu
perkara yang lebih berat atas jiwa daripada niat ikhlas, karena ia (seakan-
akan -red.) tidak mendapat bagian apapun darinya.


Sehingga Abu Sulaiman Ad-darani berkata: Beruntunglah bagi orang yang
mengayunkan kaki selangkah, dia tidak mengharapkan kecuali mengharap ridha
Allah!


Mereka juga sangat menjauhkan diri dari sifat-sifat yang dapat merusak
keikhlasan, seperti gila popularitas, gila kedudukan, suka dipuji dan diangkat-
angkat.


Ayyub As-Sikhtiyaani berkata: Seorang hamba tidak dikatakan berlaku jujur jika
ia masih suka popularitas. Yahya bin Muadz berkata: Tidak akan beruntung orang
yang memiliki sifat gila kedudukan. Abu Utsman Sa`id bin Al-Haddad berkata:
Tidak ada perkara yang memalingkan seseorang dari Allah melebihi gila pujian
dan gila sanjungan.


Oleh karena itulah ulama salaf sangat mewasiatkan keikhlasan niat kepada murid-
muridnya. Ar-Rabi` bin Shabih menuturkan: Suatu ketika, kami hadir dalam
majelis Al-Hasan Al-Bashri, kala itu beliau tengah memberi wejangan. Tiba-tiba
salah seorang hadirin menangis tersedu-sedu. Al-Hasan berkata kepadanya: Demi
Allah, pada Hari Kiamat Allah akan menanyakan apa tujuan anda menangis pada
saat ini!


Salaf dan Taubat

Setiap Bani Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah
yang segera bertaubat kepada Allah. Demikianlah yang disebutkan Rasulullah n
dalam sebuah hadits shahih. Generasi salaf adalah orang yang terdepan dalam
masalah ini!


`Aisyah berkata: Beruntunglah bagi orang yang buku catatan amalnya banyak
diisi dengan istighfar. Al-Hasan Al-Bashri pernah berpesan: Perbanyaklah
istighfar di rumah kalian, di depan hidangan kalian, di jalan, di pasar dan
dalam majelis-majelis kalian dan dimana saja kalian berada! Karena kalian
tidak tahu kapan turunnya ampunan!


Tangis Generasi Salaf

Generasi salaf adalah generasi yang memiliki hati yang amat lembut. Sehingga
hati mereka mudah tergugah dan menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta`ala. Terlebih tatkala membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an.


Ketika membaca firman Allah: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu (QS. Al-
Ahzab : 33) `Aisyah menangis tersedu-sedu hingga basahlah pakaiannya.


Demikian pula Ibnu Umar , ketika membaca ayat yang artinya: Belumkah datang
waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat
Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). (QS. Al-Hadid :
16) Beliau menangis hingga tiada kuasa menahan tangisnya.


Ketika beliau membaca surat Al-Muthaffifin setelah sampai pada ayat yang
artinya: Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Rabb semesta alam. (QS. Al-Muthaffifiin : 5-6) Beliau menangis dan
bertambah keras tangis beliau sehingga tidak mampu meneruskan bacaannya.


Salaf dan Tawadhu`

Pernah disebut-sebut tentang tawadhu` di hadapan Al-Hasan Al-Bashri, namun
beliau diam saja. Ketika orang-orang mendesaknya berbicara ia berkata kepada
mereka: saya lihat kalian banyak bercerita tentang tawadhu`! Mereka berkata:
Apa itu tawadhu` wahai Abu Sa`id? Beliau menjawab: Yaitu setiap kali ia keluar
rumah dan bertemu seorang muslim ia selalu menyangka bahwa orang itu lebih
baik daripada dirinya.


Ibnul Mubarak pernah ditanya tentang sebuah masalah di hadapan Sufyan bin
Uyainah, ia berkata: Kami dilarang berbicara di hadapan orang-orang yang lebih
senior dari kami.


Al-Fudhail bin Iyadh pernah ditanya: Apa itu tawadhu`? Ia menjawab: Yaitu
engkau tunduk kepada kebenaran!


Mutharrif bin Abdillah berkata: Tidak ada seorangpun yang memujiku kecuali
diriku merasa semakin kecil.


Salaf dan Sifat Santun

Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Aziz memasuki masjid. Ia melewati
seorang lelaki yang tengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun dan berkata:
Apakah engkau gila! Umar menjawab: Tidak. Namun para pengawal berusaha
meringkus lelaki itu. Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka seraya
berkata: Dia hanya bertanya: Apakah engkau gila! dan saya jawab: Tidak.


Seorang lelaki melapor kepada Wahab bin Munabbih: Sesungguhnya Fulan telah
mencaci engkau! Ia menjawab: Kelihatannya setan tidak menemukan kurir selain
engkau!


Salaf dan Sifat Zuhud

Yusuf bin Asbath pernah mendengar Sufyan Ats-Tsauri berkata: Aku tidak pernah
melihat kezuhudan yang lebih sulit daripada kezuhudan terhadap kekuasaan. Kita
banyak menemui orang-orang yang zuhud dalam masalah makanan, minuman, harta
dan pakaian. Namun ketika diberikan kekuasaan kepadanya maka iapun akan
mempertahankan dan berani bermusuhan demi membelanya.


Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang lelaki yang memiliki seribu dinar
apakah termasuk zuhud? Beliau menjawab: Bisa saja, asalkan ia tidak terlalu
gembira bila bertambah dan tidak terlalu bersedih jika berkurang.


Demikianlah beberapa petikan mutiara salaf yang insya Allah berguna bagi kita
dalam menuju proses penyucian jiwa. Semoga Allah senantiasa memberi kita
kekuatan dalam meniti jejak generasi salaf dalam setiap aspek kehidupan.


Sumber:
http://ita081325537150.wordpress.com/2009/08/31/